Kamis, 16 April 2009

Seorang David Hartanto

. Kamis, 16 April 2009

Beberapa waktu yang lalu seorang ka2k alumni nama nya bapak aris munandar memposting kisah david hartanto di milist alumni eh iya alumni punya milist lo... buruan daftar. disini bisa sharing2 sesama alumni atau inginmenyumbangkan pemikiran2 tentang alumni akan disambut dengan baik dimilist.

Kembali pada david. siapasih si david ini pertama kali saya baca postingan pak aris aku kira david ini anak luar negeri tapi kok namanya mengandung indo...langsung saja tanpa ba bi bu lagi tanya sama mbah google. kurang asem david ternyata anak indonesia.

David Hartanto Widajaja, 21 tahun adalah mahasiswa Indonesia yang memiliki masa depan dan jenjang karir gemilang. Berangkat dari salah satu sekolah yang masuk jajaran terbaik di Jakarta, kemudian dia mewakili Indonesia ke kancah Internasional.

Ia mewakili Indonesia dan menjadi duta Matematika untuk berkompetisi di IMO. International Mathematics Olympics di Meksiko. Kompetisi Ilmiah terbesar dan terberat bagi siswa tingkat Menengah Atas di dunia.

Setelah itu, dia diterima di Nanyang Technological University, salah satu unversitas teknik terbaik di Asia dan ia berhak mendapatkan jaminan pendidikan GRATIS, dengan beasiswa penuh di Universitas ini.

Tugas akhir sebagai mahasiswa Teknik Elektro dengan obyek studi pencitraan 3D adalah usaha besar yang tentunya akan menjadi terobosan besar di dunia fotografi dan perfileman

Diberita meninggal karna bunuh diri di kampusnya setelah mencoba membunuh dosen pembimbingnya (itu awal nya). sehubungan dengan buanyaaknya kejanggalan2 yang ada mengundang kecurigaan baca selengkapnya disini trus di sini trus di sini juga atau masih banyak lagi disini

So, benarkah david bunuh diri ? di bawah ini saya kutib dari okezone

JAKARTA - Kasus kematian David Hartanto Widjaja di Nanyang Technological University (NTU) Singapura yang selama ini dilansir banyak media juga pernyataan Rektor NTU Su Guaning telah melakukan aksi bunuh diri, dibantah oleh Tim Verifikasi dan keluarga. Sesuai dengan hasil verifikasi kedua belah pihak menemukan, David 99 persen dibunuh.

Hal ini berdasarkan dari foto Koran Strait Times yang memperlihat posisi pisau jauh sekali, yakni 150 meter atau satu lantai di bawah tubuh David. Kemudian juga dari hasil autopsi ditemukan banyak bekas luka tajam, yakni 36 luka di sekujur tubuh termasuk 14 luka benda tajam.

"Autopsi masih terlalu umum. Menurut lawyer dari pihak Singapura dengan banyaknya bekas luka tidak mungkin si korban bunuh diri," ujar Ketua Tim Verifikasi Iwan Pilliang saat konferensi pers yang didampingi oleh keluarga David di Restauran Munik, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Senin (13/4/2009).

Lebih lanjut dipaparkan, penemuan kejanggalan juga ditemukan dari hasil foto adegan tangan korban yang terluka, diindikasikan adanya pembelaan diri dari peraih tiga medali perunggu pada Olimpiade Matematika Internasional di Meksiko ini.

Kecurigaan pihak keluarga juga semakin kuat mana kala pihak kampus NTU menghindari adanya pertemuan dengan pihak keluarga, serta adanya penutupan akses informasi dari ketarangan saksi di NTU, termasuk teman David.

"Sikap profesor yang tidak mau bertemu dengang pihak keluarga, adanya dugaan memutarbalikkan fakta. Serta temuan project dari David, yang saat kejadian laptop dibawa oleh profesor. Yang membuat kami menduga-duga, kalau ini murni kasus penusukan, kenapa laptop dan HP adik saya diambil pihak kepolisian," ujar kakak David, William Hartanto, ikut menimpali.

Sementara itu pengungkapan kasus ini tidak didukung oleh pihak berwenang di dalam negeri, yakni Mabes Polri. Padahal pihak KBRI Singapura, telah berjanji akan memberikan dukungan penuh dan bersedia membantu untuk mengungkap kasus terbunuhnya David.

Sayangnya pihak Mabes Polri sampai sejauh ini tidak menjalin kontak atau beritikad secara langsung untuk membantu pihak keluarga. Padahal sebelumnya pihak keluarga sudah melaporkan ke Mabes Polri sebanyak dua kali.

"Sementara dari kepolisian (Mabes Polri) belum ada kontak dengan kepolisian Singapura. Padahal kami sudah dua kali ke Mabes. Pertama hari Sabtu (28 Maretl) tapi libur. Kemudian hari Senin (30 Maretl) saya balik lagi, tapi alasannya sama seperti hari Sabtu. Saya sama sekali tidak bisa laporan, dan tidak ada inisiatif dari Mabes," tutur ayah David, Hartono Widjaja.

Saat melakukan penyelidikan ke Singapura, pihak keluarga sempat dijanjikan akan bertemu dengan Profesor Chan Kap Luk. Namun ternyata sama sekali tidak bisa. "Ibu saya (Lie Khiun) sudah menunggu selama 20 menit di depan pintu, tapi tidak ada jawaban. Yang ada mendadak security apartemen menghampiri dan menyuruh ibu saya untuk turun. Padahal ibu saya yakin profesor tersebut ada di dalam dan mengenali wajah ibu saya," lanjut William.(hri)


Sampai saat ini saya belum menemukan berita baru tentang david

Seperti hal nya dengan teman2 yang lain saya kok mulai bingung, dia kan aset bangsa kok dengan adanya kasus seperti ini pemerintah indonesia seolah-olah adem ayem. Kok g ada gregetnya dalam menanggapi kasus penghinaan warga berprestasi indonesia yang mengharumkan nama bangsa.

Saya sendiri sebagai warga negara Indonesia teramat sangat tidak rela warga negara kita diperlakukan seperti itu. Tapi apa yang harus kita lakukan lawong kita g bisa apa2 ? mudah2an do,a dari lubuk hati yang paling dalam di dengarkan oleh Yang Maha Kuasa. Amiiiin!!!





3 komentar:

Anonim mengatakan...

WH KASIAH TU ANAK....NDI MENGKO TAK KIRIM ARTIKEL ALUMNI SING AKEH,,,TAPI KWE GAWE AYU YO BLOGE...HEHEHE

Anonim mengatakan...

ndi semangat...semangat...

alumni mengatakan...

iki kwe kabeh mesti....

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar